1. Teori
Secara konseptual, CSR adalah sebuah pendekatan dimana
perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan
dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kemitraan. Artinya pihak perusahaan harus melihat jika CSR
bukan program pemaksaan tapi bentuk rasa kesetiakawanan terhadap sesama umat
manusia, yaitu membantu melepaskan pihak – pihak dari berbagai kesulitan yang
mendera mereka dan efeknya nanti bagi perusahaan itu juga (Nuryana 2005).
2. Kasus/Artikel
CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan
mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam
interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kemitraan.
Dengan demikian maka masalahnya adalah
apa itu Corporate Social Responsiblity, manfaat
bagi masyarakat dan keuntungan bagi perushaan dan contoh dari perusahaan yang
menerapkan CSR secara detail dalam penulisan kali ini yang diangkat adalah
perusahaan Aqua (AMDK).
3. Analisis
Corporate
Social Responsiblity adalah komitmen perusahaan atau dunia
bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik-beratkan pada
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Dalam
prinsip responsibility, penekanan yang signifikan diberikan pada kepentingan
stakeholders perusahaan. Di sini perusahaan diharuskan memperhatikan
kepentingan stakeholders perusahaan, menciptakan nilai tambah (value added)
dari produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, dan memelihara kesinambungan
nilai tambah yang diciptakannya. Sedangkan stakeholders perusahaan dapat
didefinisikan sebagai pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi
perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat,
lingkungan sekitar, dan pemerintah sebagai regulator. CSR sebagai sebuah
gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak
pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang
direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab
perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines
lainnya selain finansial juga adalah sosial dan lingkungan. Karena kondisi
keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan
(sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta
bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke
permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya (Idris,
2005).
Perusahaan-perusahaan
yang memiliki reputasi bagus, umumnya menikmati enam hal. Pertama, hubungan
yang baik dengan para pemuka masyarakat. Kedua, hubungan positif dengan
pemerintah setempat. Ketiga, resiko krisis yang lebih kecil. Keempat, rasa
kebanggaan dalam organisasi dan di antara khalayak sasaran. Kelima, saling
pengertian antara khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal. Dan
terakhir, meningkatkan kesetiaan para staf perusahaan (Anggoro,
2002).
Ada
tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti merespon dan
mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya :
1.
Perusahaan
adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan
kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti menyadari bahwa mereka beroperasi
dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi
sebagai kompensasi atau upaya imbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan
ekploratif, di samping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya
ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat, semua ini diimplementasikan
karena memang ada regulasi, hukum, dan aturan yang memaksa karena adanya market
driven. Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini menjadi tren
seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap
produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan
kaidah-kaidah sosial.
2.
Kalangan
bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa
mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya license to
operate, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontibusi positif
kepada masyarakat sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan
pendongkrakan citra dan performa perusahaan.
3.
Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan
salah satu cara untuk meredam bahkan menghindari konflik sosial. Potensi
konflik itu bisa berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat
kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan
komponen perusahaan, dan dipraktekkan lebih karena faktor eksternal (external
driven). Hampir bisa dipastikan implementasi adalah sebagai upaya dalam konteks
kehumasan (public relation) merupakan kebijaksanaan bisnis yang hanya bersifat
kosmetik.
CSR akan lebih berdampak positif bagi
masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan
organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan,
peran pemerintah yang terkait dengan CSRmeliputi pengembangan kebijakan yang
menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR,
menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia,
bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah,
kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil
peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan
politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang
dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan
krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan
bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang
kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi
penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini.
Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan
kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
Salah satu perusahaanya adalah Aqua adalah sebuah air merek dalam kemasan
(AMDK) yang lahir atas gagasan almarhum Tirto Utomo (1990-1994),dan diproduksi
oleh PT Aqua Golden Mississipi. PT Danone Aqua Tbk adalah pelopor
industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Asia tenggara, salah satunya
Indonesia.Mengingat Aqua adalah perusahaan yang telah melayani masyarakat
hampir 40 tahun. Oleh karena itu dirasa penting Aqua melakukan kegiatan CSR,
dalam rangka sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
menerapkan kegiatan berbasis masyarakat dalam menjalankan programnya. Kampanye
yang telah dimulai sejak tahun 2007 ini juga adalah sebuah kampanye
berkelanjutan mengenai kebaikan alam (Goodness of nature.
Salah
satu program Aqua
WASH
(Water Access, Sanitation, Hygiene Program) tujuanya untuk memberikan solusi
dalam penyediaan air bersih di Indonesia. Didalam program WASH ini adalah
program ‘Satu Untuk Sepuluh’, program ini juga mendukung program Millenium
Development yang dicanangkan oleh PBB tujuannya untuk memerangi kemiskinan dan
kelaparan diberbagai belahan dunia yang ditarget pada tahun 2015. Program yang
akan dibahas kali ini khusus pada CSR Aqua yang telah terlaksana yaitu program
“1L Aqua untuk 10L Air Bersih”, menurut Binahidra Logiardi, manajer PT Tirta
Investama yang membawahi perusahaan Aqua, slogan ini adalah ungkapan simbiolis
untuk memudahkan pemirsa mencerna pesan yang ingin Aqua sampaikan, dimana
setiap 1 liter yang terjual telah membantu 10 liter air bersih untuk 4
kecamatan. Program ini dilaksanakan di Timor Tengah Selatan karena berdasarkan
survey terbaru yang dilakukan ACF (Action Contre la Faim). NTT dianggap sebagai
wilayah yang tepat, karena sedang mengalami program kelangkaan air bersih
dibagian belahan timur Indonesia (program satu untuk sepuluh, 2007).
Masyarakat NTT juga masih kesulitan dalam mengakses air bersih, mereka harus
berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh, medanya pun terjal, berbatu
bahkan harus melewati sungai. Dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk membawa
pulang dan pergi air dalam jerigen tiap harinya
Akibat
dari kelangkaan air ini mau tidak mau anak-anak harus membantu prang tua
sehingga waktu bermain dan belajar pun terabaikan, bahkan penyakit pun menjadi
ancaman, oleh karena itu Aqua berkomitmen untuk memperbaiki kesejahteraan anak
Indonesia. Untuk setiap liter produk Aqua berlabel khusus yakni Aqua 600 mm dan
1.500 mm dijual maka konsumen telah membantu program Aqua denga menyumbangkan
10 liter air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu Aqua akan
memperpendek jarak sumber air ke pemukiman penduduk dengan cara menempatkan
pipa pipa ke tempat yang lebih mudah dijangkau. Sehingga jarak tempuh satu jam
kini bisa diubah dengan jarak 200 meter saja, karena air bersih akan disalurkan
melalui pipa pipa tersebut.
Aqua
telah memberikan akses tersebut kepada 12.000 penerima bantuan dibeberapa desa
kecamatan Boking dan Amanatun Utara NTT. Dalam program ini sumber mata air
pegunungan yang terdapat didesa ditutp dengan menggunakan bangunan dari semen
kemudian air tersebut dialirkan ke dusun melalui 11 titik keran air, penyaluran
tersebut menggunakan dua prinsip teknologi yakni berdasarkan gravitasi dan
pompa hidran. Panjang total pipa yang dibangun adalah 6 km,
Tujuan
program ini dikatakn berhasil karena targetnya telah terpenuhi :
1. Perbaikan
infrastruktur air bersihdan jumlah ketersediaan air bersih, telah dipangkasnya
jarak tempuh yang jauh menjadi lebih dekat sehingga mempermudah kebutuhan hidup
mereka.
2. Terciptanya
kesadaran hidup sehat malalui penyuluhan kesehatan.
3. Kerjasama
dengan stakeholder lokal untuk mendukung keberlanjutan program.
Program ini dimulai pada bulan Juli 2007 dan
berakhir pada September 2007. Kemudian dilakukan riset awal di Timor tengah
untuk pemantauan program pada Maret 2008 hingga Juni 2008. Program tersebut
tidak hanya berhenti disitu saja, karena Aqua ingin benar benar melakukan
perubahan kesejahteraan masyarakat sebagai bentuk kepedulian sosial Aqua
terhadap masyarakat. terbukti pada tanggal 13 September 2009 hingga 10 tahun
kedepan. Aqua mengadakan program yang bernama “Satu Untuk Sepuluh”. Tujuannya
adalah untuk mempromosikan gaya hidup sehat dengan menyediakan akses air bersih
dan pendidikan seputar kesehatan. Target program ini diharapkan dapat
menjangkau 18.900 penerima bantuan didesa desa, Kecamatan Boking, Amanatun
Utara, Toianas dan Noebana. Dalam program ini yang telah sukses diwujudkan
adalah
1.
Penyediaan
Akses Air Bersih yang lebih mudah
2.
Penyuluhan
Pola Hidup Sehat
3. Pemberdayaan Masyarakat di wilayah tersebut
4.
Referensi
Emilia, Selvina. 2012. CSR (Corporate
Social Responsibility). http://vina-20.blogspot.com/2012/11/csr-corporate-social-responsibility.html.
Di akses pada tanggal 23 Oktober 2013.
Renaldi, Rizki. 2013. Tugas Corporate Social Responsiblity. http://rizkirenaldi92.blogspot.com/2013/10/tugas-corporate-social-responsiblity.html.
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2013
Yudha, bacharuddin. 2013. Corporate Social Responsiblity. http://bacharudinyudha.blogspot.com/2013/10/corporate-social-responsiblity.html.
Di akses pada tanggal 23 Oktober 2013.