KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN MEMEPENGARUHI
PEREKONOMIAN INDONESIA
(TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA)
NAMA :
EMILYA PUTRI
NPM :
12210362
JURUSAN : MANAJEMEN
FAKULTAS : EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
2012/2013
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
.................................................................3
1.2.
Perumusan
Masalah.......................................................................5
1.3.
Tujuan..........................................................................................5
1.4. Manfaat
.......................................................................................6
1.5. Ruang Lingkup
.............................................................................6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kemiskinan.......................................................................7
2.2
Ketimpangan /
Kesenjangan Pendapatan..........................................10
2.3
Indikator –
indikator Kemiskinan....................................................11
2.4
Indikator –
indikator Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan............12
2.5
Faktor – faktor
penyebab kemiskinan..............................................12
2.6
Dampak
Kemiskinan dan Cara mengatasinya ...................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................21
3.2 Saran........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................22
KATA PENGANTAR
Mari kita belajar dari sekarang akan pentingnya pemerataan ekonomi,dan
kemakmuran yang menjadi hak bagi setiap warga negara. Semoga dengan makalah ini
yang menguak sedikit tentang “KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN” dapat
menjadi motivasi, inovasi dan juga daya kreasi kita untuk dapat memajukan
perekonomian keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Negara baru bisa dikatakan makmur,
subur dan sejahtera apabila didalam negara tersebut kehidupan ekonomis seluruh
penduduknya berada pada rata-rata, atau di atas rata-rata angka kemiskinan.
Bagaimanakah dengan Negara kita Indonesia? Sebagai Negara yang kaya akan sumber
daya alam, tentunya kita bangga dan patut bersyukur kepada Tuhan atas apa yang negara kita
miliki. Namun, dimanakah letak kebanggaan itu seharusnya diletakkan. Apakah
dipundak? Dihati? atau dijiwa kita ?. Janganlah kita berbangga jika kita hanya
menjadi penonton ! Jangan kita berbangga jika kita hanya menjadi penerus! Dan
jangan bangga pula bila kita menjadi penikmat. Bangga yang harusnya ada dalam
benak kita adalah bangga akan apa yang telah kita perbuat dengan alam, dan
bagaimana kita mengelola kekayaan alam ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah “KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
PENDAPATAN” yang kami sajikan ini hendaknya bisa menjadi modal bagi kita
untuk membuka mata akan kebenaran dan keobjektifan pemerintah dalam menjalankan
Visi dan Misinya. Adapun kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Dan kami berharap
kita sebagai generasi kreatif, inovatif dan motivatif mampu menghadirkan
informasi-informasi yang saling melengkapi dan saling menyempurnakan apa yang
sesungguhnya bangsa kita ini alami saat ini. Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena ridho-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia dikenal sebagai
Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai Negara yang sebagian besar
penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam Pembukaan UUD 1945
mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan bangsa. Namun dalam kenyataannya pemerintah tidak mempunyai
kepekaan yang serius terhadap kaum miskin.
Kemiskinan merupakan problematika
kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan
bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit
sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan
juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Jika kita lihat dari dampak yang
ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua lapisan masyarakat
merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang tidak
kompetitif antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang lama. Bagi masyarakat bawah korupsi justru
menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya
mencul banyak pengemis seperti
yang kita bahas di depan. Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang
sumber utamanya adalah uang, hanya dengan satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang
Korupsi dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan
baik. Namun pada kenyataannya kinerja KPK ini belum memuaskan hati publik,
karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas. Diantaranya kasus
korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa anggota Partai Demokrat
belakangan ini .
Pada hal ini penyusun mencoba
memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia . Kemiskinan merupakan hal yang
kompleks kerana menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya
pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di
Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak
masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Kemiskinan merupakan masalah
multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses
terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.
Bila kita melihat sebenarnya
kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para pegawai negeri. Dan orang
–orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas. Dan sebagian
besar juga bagi para pengusaha –pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan
orang-orang kelas atas inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli
terhadap golongan kelas menengah ke bawah.
1.2
Perumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur individu ini,
penyusun yang membahas mengenai masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah
yang akan di bahas dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut,
adalah sebagai berikut :
-
Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia ?
-
Apa yang menjadi penyebab dari kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan
dibuat makalah yang membahas tentang kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di
Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan
kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan
serta untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.
2. Memberikan
informasi kepada masyarkat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
3. Untuk mengetahui
sejauh mana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
1.4
Manfaat
1. Bagi penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu
pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah” Perekonomian Indonesia”. Serta
mampu menjadi sumber informasi bagi masyarakat.
2. Bagi pihak lain
Makalah ini diharapakan dapat menambah referensi pustaka
yang berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan di Indonesia.
1.5
Ruang lingkup
Makalah mengambil sampel ruang lingkup
berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Definisi kemiskinan
Definisi tentang kemiskinan telah mengalami
perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun
permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap
sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial,
kesehatan, pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan
adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi
kebutuhan makan maupun non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar
belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut
ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya
definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang
lainnya.
Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :
1. Dilihat dari
standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan pokok.
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak
terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan
barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kebutuhan yang layak.
Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak
terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.
2. Dilihat dari segi
pendapatan/ penhasilan income
Kemiskinan oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya
pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
3. Dilihat dari
segi kesempatan / Opportunity
Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk
mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi :
a. Keterampilan yang
memadai.
b.
Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup.
c. Jaringan-jaringan
sosial ( Social Network ).
d.
Organisasi-organisasi sosial dan politik.
e. Sumber-sumber
modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan kehidupan.
4. Dilihat dari segi
keadaan / kondisi
Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan yang bisa
dicirikan dengan :
a.
Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.
b. Pakaian dan
perumahan yang tidak memadai.
c. Tingkat pendidikan
yang rendah.
d. Sangat sedikitnya
kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang pokok.
5. Dilihat dari segi
penguasaan terhadap sumber-sumber
Menurut golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran
yang disebabkan oleh penyebaran yang tidak merata dan sumber-sumber (
Malldistribution of Resources), termasuk didalamnya pendapatan / income.
6. Kemiskinan menurut
Drewnowski
Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba menggunakan
indikator-indikator sosial untuk mengukur tingka-tingkat kehidupan ( The Level
of Living Index ). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk
menentukan tingkat kehidupan seseorang :
a. Kehidupan fisik
dasar ( Basic Fisical Needs ), yang meliputi gizi/nutrisi,
perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan kesehatan.
b. Kebutuhan budaya
dasar ( Basic Cultural Needs), yang meliputi pendidikan,penggunaan waktu luang
dan rekreasi dan jaminan sosial (Social Security).
c. High income, yang
meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi takarannya.
Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa konsep adalah :
1. BAPPENAS
Tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
2. BPS
Bilamana jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita.
3. Bank Dunia
Tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan
1,00 dolar AS perhari .
4. BKKBN keluarga
miskin jika :
a. Tidak dapat
melaksanakan ibadah menurut keyakinannya.
b. Tidak mampu makan
sehari dua kali.
c. Tidak memiliki
pakaian berbeda untuk dirumah,bekerja atau sekolah dan berpergian.
d. Tidak bagian
terluas dari rumahnya berlantai tanah.
e. Mampu membawa
anggota keluarga sarana kesehatan.
5. WB ( 2001)
kemiskinan adalah suatu kondisi terjadinya kekurangan pada taraf hidup manusia
baik fisik atau sosial.
Dari berbagai sudut pandang tentang
pengertian kemiskinan ,pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan
menjadi tiga pengertian, yaitu :
·
Kemiskinan Absolut
Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak
mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
·
Kemiskinan Relatif
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah
hidup diatas garis kemiskinan namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat
disekitarnya.
·
Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang
atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
2.2 Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan yang terjadi di
Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang kayak semakin kaya dan yang
miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak
cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun
peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting
dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan
pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya
kebijakan masa lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan
sektor lainnya patut direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan
sektoral yang berujung kepada kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini
agenda mendesak bagi Indonesia adalah memikirkan kembali secara serius model
pembangunan ekonomi yang secara serius model pembangunan ekonomi yang secara
serentak bisa memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai
partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu adalah
modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai unit
pengolahnya.
Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan
adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau
wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan
ada beberapa pola yaitu :
·
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
·
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
·
Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
·
Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah.
·
Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·
Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
2.3Indikator –
indikator kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting
bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun
indikator – indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat
Statistik, antara lain sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan, papan ).
2. Tidak adanya akses
terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya ( kesehaatan, pendidikan, sanitasi, air
bersih dan transportasi ).
3. Tidak adanya
jaminan masa depan ( karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga ).
4. Kerentangan
terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas
sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6. Kuranganya
apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses
dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan
untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan
ketidaktergantungan sosial ( anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah
tangga,janda miskin,kelompok marginal dan terpencil ).
2.4 Indikator - indikator Kesenjangan Pendapatan
Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan
antara lain sebagai beikut :
1. UMR yang
ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah yang
berbeda.
2. PNS ( golongan
atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.
3. Pertanian kalah
jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar 9.3 % di
tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan
Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu :
1. Kemiskinan
alamiah.
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang
terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam.
2. Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di
masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana
ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Selain itu,penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah
:
a. Laju Pertumbuhan
Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap
10 tahun menurut hasil sensus penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin
terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja
tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim
ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harud ditanggung membuat
penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b. Angkatan Kerja,
Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi
dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja
ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja
berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang
dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi
setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi
pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
c. Tingkat pendidikan
yang rendah.
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu
penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan
ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja
yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
d. Kurangnya
perhatian dari pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan
masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak
dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di
negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian penurunan kemiskinan
sebagai berikut :
1.Belum meratanya program pembangunan,khususnya di
pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5%
penduduk miskin hidup di daerah pedesaan. Kemiskinan diluar Pulau Jawa
termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi dibandingkan di
Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan seharusnya lebih
difokuskan di daerah-daerah tersebut.
2.Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap
pelayanan dasar.
3.Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh
miskin,baik karena guncangan ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya
akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
4.Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi
harga kebutuhan pokok. Sehubungan dengan itu ,upaya penanggulangan kemiskinan
melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus dilakukan secara komprehensif
dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan kemiskinan,baik di perdesaan
maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Todaro (1997) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara berkembang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
(1) perbedaan geografis, jumlah penduduk dan
tingkat pendapatan,
(2) perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh Negara
yang berlainan,
(3) perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas
sumber daya manusianya
(4) perbedaan peranan sektor swasta dan negara,
(5) perbedaan struktur industri,
(6) perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan
ekonomi dan politik negara lain
(7) perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik
dan kelembagaan dalam negeri.
Tingginya angka pengangguran disebabkan
oleh tingginya tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi
perkapita, dan tingginya pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan
tingkat kematian dan rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya
ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya
tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan
pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.
Studi empiris Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Departemen Pertanian (1995) yang dilakukan pada tujuh belas propinsi
di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada enam faktor utama penyebab kemiskinan,
yaitu:
1. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingginya
angka ketergantungan, rendahnya tingkat kesehatan, kurangnya pekerjaan
alternatif, rendahnya etos kerja, rendahnya keterampilan dan besarnya jumlah
anggota keluarga.
2. Rendahnya sumber daya fisik, hal ini
ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan aset produksi serta modal kerja.
3. Rendahnya penerapan teknologi, ditandai
oleh rendahnya penggunaan input mekanisasi pertanian.
4. Rendahnya potensi wilayah yang
ditandai dengan oleh rendahnya potensi fisik dan infrastruktur wilayah.
5. Kurang tepatnya kebijaksanaan
yang dikukan oleh pemerintah dalam investasi dalam rangka pengentasan
kemiskinan.
6. Kurangnya peranan kelembagaan yang
ada.
Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor
penyebab kemiskinan, faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Rendahnya taraf
pendidikan
b. Rendahnya taraf
kesehatan.
c. Terbatasnya lapangan
kerja.
d. Kondisi
keterisolasian.
Kemiskinan melekat pada diri penduduk
miskin, mereka miskin karena tidak memiliki aset produksi dan kemampuan untuk
meningkatkan produktivitas. Mereka tidak memiliki aset produksi karena mereka
miskin, akibatnya mereka terjerat dalam lingkungan kemiskinan tanpa ujung dan
pangkal.
Pendapat Ginanjar (1996) bahwa
kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Sumber daya alam yang rendah.
b. Teknologi dan unsur penduduknya yang rendah.
c. Sumber daya manusia yang rendah.
d. Saran dan prasarana termasuk kelembagaan yang
belum baik.
World bank ( 2000) memberikan resep
baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar yaitu :
a) Pemberdayaan yaitu
proses peningkatan kapasitas penduduk miskin untuk mempengaruhi lembaga-lembaga
pemerintah yang mempengaruhi kehidupan mereka dengan memperkuat partisipasi
mereka dalam proses politik dan pengambilan keputusan tingkat lokal.
b) Keamanan yaitu proteksi
bagi orang miskin terhadap goncangan yang merugikan melalui manajemen yang
lebih baik dalam menangani goncangan ekonomi makrodan jaringan pengamanan yang
lebih komprhensif.
c) Kesempatan yaitu
proses peningkatan askes kaum miskin terhadap modal fisik dan modal manusia dan
peningkatan tingkat pengembalian dari asset-asset tersebut.
ADB (1999) menyatakan ada 3 pilar untuk
mengentaskan kemiskinan yaitu :
a) Pertumbuhan
berkelanjutan yang prokemiskinan.
b) Pengembangan
sosial yang mencakup:Pengembangan SDM,modal sosial,perbaikan status perempuan,
dan perlindungan sosial.
d) Manajemen ekonomi
makro dan pemerintahan yang baik yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.
e) Faktor tambahan:
* Pembersihan polusi udara dan air kota-kota besar.
* Reboisasi hutan,penumbuhan SDM, dan perbaikan tanah.
Strategi oleh pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan adalah :
a). Jangka pendek yaitu membangun sektor pertanian,usaha
kecil dan ekonomi pedesaan.
b). Jangka menengah dan panjang mencakup :
* Pembangunan dan penguatan sektor swasta
* Kerjasama regional
* Manajemen APBN dan administrasi
* Desentralisasi
* Pendidikan dan kesehatan
* Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
* Pembagian tanah pertanian yang merata.
2.6 Dampak
Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.
Kemiskinan merupakan suatu fenomena
yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau pun di negara berkembang
seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu tentunya
disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta
suatu dampak kemiskinan.
Dampak dari kemiskinan terhadap
masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu :
-
Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan
mererka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran
telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan
dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt
pengeluaraan rata-rata.
-
Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek
dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui
jalan yang benar dan halal. Ketika tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat
bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun
dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara
mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
-
Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang
terjadi dewasa ini.Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat
lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau
dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan
satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah
berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan
mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
-
Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat
mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar
menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga
,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
-
Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi
bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat
ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari
negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam
bentrokan identitas yang subjtektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda
negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin.
Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi
hampir merata di setiap daerah di Indonesia ,baik di pedesaan maupun di
perkotaan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya
telah menjadikan kemiskinan sebagai salah satu fokus utamanya. Program umum
pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang berfokus pada pengentasan
kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
dapat mengatasi berbagai macam masalah kemiskinan, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Kebijaksanaan
tidak langsung
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan
kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan.
Kondisi yang dimaksudkan antara lain adalah suasana sosial politik yang
tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang.
2. Kebijaksanaan
langsung
Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran
serta dan produktifitas sumber daya manusia ,khususnya golongan masyarakat
berpendapatan rendah. Melalui penyediaan kebutuhan dasar seperti sandang,pangan
dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta pengembangan kegiatan – kegiaatan
sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong kemandirian golongan
masyarakat yang berpendapatan rendah.
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang
bersangkutan pun juga mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah
tersebut adalah :
1. Usaha individu
Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah
kemiskinan yang dihadapinya oleh dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat
mengatasi kemiskinan dirinya dengan cara penerusan pendidikan ke jenjang yang
tinggi.
2. Penyedekahan
Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk membantu
golongan termiskin dalam masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah
kemiskinan secara keseluruhan.
3. Pembangunan
Ekonomi
Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang
dan perkhidmatan yang ditawarkan dalam pasaran di sebuah negara, pembangunan
ekonomi merupakan cara yang paling berkesan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
4. Pembangunan
Masyarakat
5. Pasaran Bebas
Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan
kemiskinan. Jika KDNK tumbuh dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih
kurang 1%.
Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat
diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Bantuan kemiskinan
atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian
pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2. Bantuan terhadap
keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi
orang miskin berdasarkan perorangan termasuk hukuman,pendidikan,kerja
sosial,pencarian krja,dan lain-lain.
3. Persiapan bagi
yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin
,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan
sebagai oran g yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan
ketidakmampuan , atau keasdaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan
akan perawatan kesehatan.
Rendahnya beberapa faktor di atas
menyebabkan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Dengan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan berakibat pada
rendahnya produktivitas dan pendapatan yang diterima yang pada gilirannya
pendapatan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang
menyebabkan terjadinya proses kemiskinan.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
1. Kesimpulan
Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk
dipecahkan. Dan tidak hanya di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat
kemiskinan, tetapi banyak negara di dunia yang mengalami permasalahan ini.
Upaya penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada
pelaksanaan dan pencapaian pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu,
agar pengurangan angka kemiskinan dapat tercapai,dibutuhkan sinergi dan
koordinasi program-program pembangunan di berbagai sektor,terutama program yang
menyumbang langsung penurunan kemiskinan.
Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mamou
meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan
penghasilan riil per kapita. Indonesia sebagai negara berkembang memenuhi aspek
standar kemiskinan diantaranya merupakan produsen barang primer,memiliki
masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya sumber daya alam yang
diolah,produktivitas penduduk yang rendah karena keterbelakangan
pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi ekspor barang primer karena
ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang tersebut menjadi lebih berguna.
2. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan
usaha-usaha yang lebih kreatif,inovatif dan eksploratif. Selain itu,globalisasi
membuka mata bagi Pegawai pemerintah,maupun calon pegawai pemerintah agar
berani mengambil sikap yang lebih tegas sesuai dengan visi dan misi bangsa
Indonesia ( tidak memperkaya diri sendiri dan kelompoknya). Dan mengedepankan
partisipasi masyarakat Indonesia untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi
zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan,wawasan,skill,mentalitas dan moralitas yang standarnya adalah
standar global.
DAFTAR
PUSTAKA
Tambunan,Tulus (2003), Perekonomnian Indonesia ,”Ghalia
Indonesia,Jakarta.
http://catatankuliahfethamrin.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-kemiskinan-dan.html